Malam hari telah melampaui garisnya,
Dinihari mulai menjelma.
Keenan, anak abah tersayang,
Hari ini selembar lagi catatan tahunmu berganti.
Membesarkan anak se istimewa dirimu bukan hal yang mudah
Tapi tak bisa kukatakan itu sulit.
Aku mencintai setiap geseran detik yang lewat sejak kau hadir.
Aku mencintaimu jauh lebih dari tatapan ingin tahumu yang selalu mengebu.
Keenan, anak abah tersayang.
Sudah 5 kali matahari dan rembulan bergantian menyapa Rumah Rawa kita tanpa hadirnya tawamu serta nyanyian bundamu setiap kali ingin membuatmu gembira
Keenan, anak abah tersayang
Tahukah kamu, ada apa di hati abah sekarang?
kuingin kau tahu,
ada kerinduan yang teramat membuncah.
Tapi nantilah akan abah tebus kalau kita ketemu nanti malam ya.
“The itsy-bitsy spider
Climbed up the water spout
Down came the rain
And washed the spider out
Out came the sun
And dried up all the rain
And the itsy-bitsy spider
Climbed up the spout again..”
Ah, abah jadi rindu menyanyikan lagu ini memakai lirikmu yang sembarangan dan meniru nadamu yang kadang semaunya. Kemudian kau tegur..
“Ah! Salah abah! Abaah inniii, nda pecayaa diaa”
Kemudian kau ajarkan abah bagaimana cara menyanyinya, dan abah jawab dengan logat malaysia “oooooo macam tuuuuu” dan kulihat kau tertawa geli
Walaupun raga kita tak lagi selalu bersua,
kita masih melihat matahari yang sama dan menatap langit yang sama,
di setiap sujud panjang di atas sajadah, doa doa abah selalu untuk mu dan bundamu. Untuk keluarga kecil kita
Doakan abah selalu,
semoga esok, kita bisa melihat mentari bersama kembali, yang bersinar lebih cerah.
Selamat ulang tahun yang ke-3, KEENAN FAIREL ATHARIZ. – with Keenan and Elsya at Rumah Rawa
View on Path